Survei daring untuk mengetahui pemahaman tentang COVID-19 pada penyedia obat swasta di Indonesia ini dimulai pada 6 Juli 2020. Tim PINTAR, yang didanai oleh Indo-Pacific Health Security Initiative, memberikan informasi penting kepada Pemerintah Indonesia mengenai praktik pelayanan di masa pandemi COVID-19 di lingkungan masyarakat.
Survei daring, yang dilanjutkan dengan wawancara melalui telepon, bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang COVID-19; saran pemberian obat kepada pelanggan; langkah-langkah yang diambil oleh Penyedia Obat Swasta (PDS) untuk melindungi apoteker dan staf; dan tindakan cepat yang dapat diambil oleh ahli kesehatan Indonesia untuk meningkatkan manajemen praktik di masa pandemi COVID-19.
Studi PINTAR dan survei COVID-19, keduanya berfokus pada sektor swasta: PDS seperti apotek dan toko obat berizin, dimana banyak orang Indonesia mudah mendapatkan antibiotik dengan harga terjangkau. Fase pertama penelitian ini mengkonfirmasi bahwa PDS sering kali memasok antibiotik tanpa resep dan tanpa saran yang tepat, sehingga meningkatkan penyebaran resistensi antimikroba.
Ketika lockdown COVID-19 menghentikan fase kedua penelitian, tim yang dipimpin oleh Profesor Virginia Wiseman dari Kirby Institute harus menunda dan mengidentifikasi tantangan baru yang harus diatasi.
“Ada bahaya nyata dari pandemi COVID-19 yang dapat memperburuk maraknya masalah perilaku pengobatan mandiri yang memicu penggunaan dan penimbunan obat antimikroba termasuk antibiotik,” kata Profesor Wiseman.
Dengan mendapatkan dukungan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), penelitian ini bertujuan untuk menjangkau semua 39.520 PDS yang terdaftar di Indonesia. Penelitian ini juga mendapatkan dukungan dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) yang diketuai oleh dr. Harry Parathon, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Identifikasi terkait pengetahuan, sikap dan perilaku apoteker terhadap COVID-19 akan menjadi dasar pengembangan dan keterlibatan apoteker pada penanganan COVID-19 saat ini, maupun menghadapi kondisi dan dinamika sejenis di masa depan.” ujar apt. Sukir Satria Djati, Pengurus Pusat Bidang Pengabdian Masyarakat & Tanggap Bencana Ikatan Apoteker Indonesia.
Sekretaris Jenderal Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, Jatmiko, juga berharap melalui penelitian ini “Tenaga Teknis Kefarmasian dapat mengedukasi masyarakat luas terkait COVID-19 secara baik dan benar, serta dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan bagi organisasi kami dengan bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.”
“Apoteker dan staf lainnya memiliki peran penting yakni untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada masyarakat seputar obat-obatan terkait COVID-19. Saya berharap penelitian ini dapat meningkatkan peran apotek dalam penanganan COVID-19 di masyarakat,” ujar dr. Anis Karuniawati, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia.
Sementara itu, tim PINTAR terus memantau perkembangan pandemi di Indonesia agar bisa melanjutkan penelitian utama di lapangan. Tujuannya adalah untuk membantu Pemerintah Indonesia mengembangkan strategi dalam meningkatkan penggunaan obat-obatan yang rasional, terutama antibiotik di sektor swasta.
Informasi terkait